Sotong Pangkong Makanan Yang Kaya Gizi
SELAIN lezat, cumi-cumi
kaya gizi. Ada protein, mineral, dan macam-macam vitamin. Tinta cair
yang dimilikinya, berguna untuk memerangi tumor. Cumi-cumi merupakan
salah satu hewan laut dari keluarga Loliginidae, kelas Cephalopoda.
Dalam bahasa Latin, cumi-cumi dikenal dengan sebutan Loligo spp, sedangkan dalam bahasa Inggris squid.
Di Indonesia, cumi-cumi dikenal dengan beberapa istilah, seperti
enus, nus, sotong, atau sontong bunga. Hewan laut ini umumnya
ditangkap pada malam hari, dengan menggunakan lampu petromaks sebagai
alat penarik. Mereka umumnya menyukai cahaya di malam hari. Kerumunan
cumi-cumi dapat ditangkap dengan menggunakan alat bubu, jaring angkat,
jaring insang, pukat cincin, pukat udang, rawai tuna, atau sero.
Cumi-cumi merupakan salah satu jenis hewan laut yang banyak diminati masyarakat, terutama penggemar seafood dan chinese food. Di pasaran, cumi-cumi umumnya dijual dalam dua bentuk utama, segar dan kering asin.
Tinggi Protein
Ditinjau dari nilai gizi, cumi-cumi memiliki kandungan gizi yang luar
biasa karena kandungan proteinnya cukup tinggi, yaitu 17,9 g/100 g cumi
segar. Daging cumi-cumi memiliki kelebihan dibanding dengan hasil laut
lain, yaitu tidak ada tulang belakang, mudah dicerna, memiliki rasa dan
aroma yang khas, serta mengandung semua jenis asam amino esensial yang
diperlukan oleh tubuh. Asam amino esensial yang dominan adalah leusin,
lisin, dan fenilalanin. Sementara kadar asam amino nonesensial yang
dominan adalah asam glutamat dan asam aspartat.
Kedua asam amino tersebut berkontribusi besar terhadap timbulnya rasa
sedap dan gurih. Itu sebabnya, secara alami cumi telah memiliki
cita-rasa gurih, sehingga dalam pengolahannya tak perlu ditambahkan
penyedap (seperti monosodium glutamat = MSG).
Cumi-cumi juga mengandung beberapa jenis mineral mikro dan makro
dalam jumlah yang sangat tinggi. Kadar mineral yang terkandung pada
cumi-cumi sangat bervariasi walaupun dalam satu spesies yang sama.
Variasi ini tergantung pada keadaan lingkungan tempat hidup, ukuran, dan
umur.
Mineral penting pada cumi-cumi adalah natrium, kalium, fosfor,
kalsium, magnesium, dan selenium. Fosfor dan kalsium berguna untuk
pertumbuhan kerangka tulang, sehingga penting untuk pertumbuhan
anak-anak dan mencegah osteoporosis di masa tua. Selain kaya akan
protein, cumi-cumi juga merupakan sumber vitamin yang baik, seperti
vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B12, niasin, asam folat, serta
vitamin larut lemak (A, D, E, K).
Cumi–cumi juga mengandung TMAO (Trimetil Amin Oksida) yang cukup
tinggi. TMAO yang tinggi ini memberikan rasa yang khas terhadap daging
cumi-cumi. Daging cumi-cumi juga banyak mengandung monoamino nitrogen
yang menyebabkan cumi-cumi mempunyai rasa manis. Kandungan sulfur yang
cukup tinggi pada cumi–cumi juga menyebabkan cumi-cumi berbau amis
ketika mengalami perlakuan pemasakan seperti direbus.
Waspada Kolesterol
Kadar lemak pada daging cumi relatif rendah, yaitu 7,5 g/100 g bahan,
masing-masing terdiri 1,9 g asam lemak jenuh; 2,7 g asam lemak tidak
jenuh tunggal; serta 2,1 g asam lemak tidak jenuh ganda. Termasuk ke
dalam asam lemak tidak jenuh ganda adalah omega 3 yang dapat menurunkan
kandungan kolesterol dalam darah.
Walaupun demikian, konsumsi cumi-cumi berlebih harus dihindari karena
kadar kolesterolnya lumayan tinggi, yaitu mencapai 260 mg/100 g bahan.
Di dalam kelompok ikan laut, kadar kolesterol pada cumi, udang, lobster,
dan kepiting, memang tergolong tinggi. Namun, kadar kolesterol pada
produk perikanan tersebut masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan
kuning telur, hati, jeroan, serta otak ternak.
Hal yang perlu diingat tentang kolesterol adalah kita harus mencegah
sifat fobia. Bagaimanapun kolesterol dalam jumlah wajar sangat
dibutuhkan oleh tubuh kita, baik untuk pertumbuhan sel (termasuk sel-sel
otak) serta sintesis hormon seks dan vitamin D.
Pada manusia, kolesterol dapat disintesis sendiri di dalam tubuh,
yaitu di bagian hati, korteks, adrenal, kulit, usus, testis, lambung,
otot, jaringan adiposa, dan otak. Sekitar 17 persen dari berat kering
otak terdiri atas kolesterol. Tanpa kolesterol, struktur otak tidak
mungkin terbentuk dengan sempurna.
Menurut panduan yang dikeluarkan oleh National Heart, Lung and Blood
Institute (NHLBI), kadar kolesterol total yang baik bagi tubuh manusia
berada di bawah 200 mg/dl, HDL lebih dari 35 mg/dl, LDL kurang dari 130
mg/dl, dan trigliserida kurang dari 250 mg/dl. Kadar kolesterol di atas
200 mg/dl dapat menimbulkan ancaman berbagai penyakit, seperti
aterosklerosis (penyumbatan pembuluh darah), stroke, dan penyakit
jantung koroner.
Meskipun dianggap berbahaya, kolesterol tetap dibutuhkan oleh tubuh.
Manusia rata-rata membutuhkan 1.100 miligram kolesterol per hari untuk
memelihara dinding sel dan fungsi fisiologis lain. Dari jumlah tersebut
25-40 persen (200-300 mg) secara normal berasal dari makanan dan
selebihnya disintesis oleh tubuh.
Karena itu, konsumsi kolesterol dalam batas wajar, yaitu tidak lebih
dari 300 mg per hari sangat perlu dilakukan. Jadi, Anda tidak perlu
khawatir dengan kadar kolesterol pada cumi. Sebab jika Anda menghindari
cumi-cumi, berarti akan kehilangan zat gizi lain yang khasiatnya sangat
besar bagi kesehatan tubuh.
Aktifkan Darah Putih
Seekor cumi-cumi dapat menghindar dari pemangsanya dengan gesit melalui
pengerutan otot yang cepat. Jika gerakan cepat saja tidak cukup, awan
tinta pekat dan gelap akan dikeluarkan dari dalam tubuhnya, sehingga
musuh terkejut untuk beberapa saat. Kepanikan musuh tersebut memberikan
waktu yang cukup bagi cumi-cumi untuk segera meloloskan diri.
Cairan tinta cumi-cumi bersifat alkaloid, sehingga tidak disukai oleh
predator, terutama ikan. Cairan berwarna gelap ini mengandung
butir-butir melanin atau pigmen hitam. Melanin alami adalah
melanoprotein yang mengandung 10-15 persen protein. Melanin ini mengikat
protein melalui asam amino yang mengandung sulfur, yaitu sistein.
Selain itu, cumi-cumi juga memiliki sistem perlindungan dengan cara
mengubah-ubah warna kulit tubuh dengan cepat, kadang-kadang kebiruan,
putih, merah, atau cokelat. Perubahan warna ini terjadi karena adanya
kromatofor yang merupakan kantong elastis berisi pigmen merah atau
kuning.
Sel-sel pigmen yang elastis ini dikelilingi oleh ikatan sel-sel otot
yang dapat berkontraksi dengan cepat, sehingga sel-sel pigmen menjadi
besar dan mengakibatkan warnanya lebih jelas. Mekanisme ini
mengakibatkan cumi-cumi dapat berubah warna dengan cepat bila mendapat
rangsangan dari luar. Sistem perubahan warna ini juga digunakan
cumi-cumi sebagai sarana komunikasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hiroki University Jepang,
tinta cumi-cumi dan sotong mempunyai banyak kegunaan, yaitu dapat
mengaktifkan sel darah putih untuk memerangi tumor. Hal tersebut telah
diujicobakan pada 15 ekor tikus yang mengidap penyakit tumor ganas.
Tikus itu diberikan suntikan tiga dosis cairan tinta sotong, dan
hasilnya, hanya tiga tikus yang mati, sisanya tetap hidup.
Sementara itu, sebagai kontrol, 15 tikus lainnya yang juga mengidap
penyakit tumor ganas, tidak diberikan suntikan serupa, dan semuanya mati
dalam jangka waktu tiga minggu. Belum ada kepastian secara medis tinta
cumi-cumi dan sotong dapat mengobati kanker atau tumor, tetapi tinta
cumi-cumi diduga mengandung banyak vitamin, yaitu vitamin A.
Selama ini tinta cumi-cumi belum banyak dikenal, terutama dalam
industri jasa boga. Tinta cumi-cumi sering tidak dibuang dan dibiarkan
di dalam daging cumi. Namun, beberapa negara, seperti Italia, telah
menggunakan tinta cumi sebagai salah satu bumbu masakan pasta. Di
Jepang, kantong tinta cumi-cumi (sepio melanin) yang berwarna hitam dipakai sebagai pengawet dan meningkatkan flavor pada cumi asin.
Bila Anda menyukainya, tinta tersebut tidak perlu dibuang dari cumi,
tetapi dapat dimakan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang zat
tinta yang pekat itu. Beberapa orang justru menganggap zat tinta
tersebut penting untuk peningkat cita rasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar